Booming Robotika Tiongkok: Apakah Terjadi Gelembung?

20
Booming Robotika Tiongkok: Apakah Terjadi Gelembung?

Industri robotika Tiongkok sedang mengalami pertumbuhan yang luar biasa, ditandai dengan demonstrasi viral robot humanoid yang melakukan aksi seperti menari, tinju, dan bahkan lari maraton. Pengawasan publik baru-baru ini, seperti sebuah perusahaan yang terpaksa membongkar salah satu robotnya di atas panggung untuk membuktikan sifat mekanisnya, menyoroti kegembiraan dan skeptisisme seputar ekspansi pesat ini.

Kebangkitan Robotika Tiongkok

Perusahaan-perusahaan Tiongkok membanjiri pasar dengan robot yang mampu meniru gerakan manusia dan menyelesaikan tugas-tugas dasar. Namun, mesin ini sering kali tidak memiliki kecanggihan yang diperlukan untuk aplikasi kompleks di dunia nyata yang saat ini ditangani oleh pekerja manusia. Meskipun demikian, lebih dari 150 produsen bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan potensi terjadinya bubble.

Beijing telah secara resmi memperingatkan risiko redundansi yang berlebihan, dengan menyatakan bahwa industri ini berisiko mengalami membanjirnya “produk yang sangat berulang”. Situasi ini mencerminkan lonjakan yang terjadi sebelumnya di sektor-sektor seperti kendaraan listrik, di mana Tiongkok secara agresif mengejar dominasi awal.

Kepemimpinan Global dan Transformasi Pabrik

Tiongkok kini menjadi konsumen robot industri terbesar di dunia, melampaui gabungan seluruh negara lain. Pabrik-pabrik di seluruh negeri telah menerapkan otomatisasi, menggunakan robot untuk tugas-tugas seperti mengelas suku cadang mobil dan menangani logistik. Kehadiran robot juga semakin terlihat di ruang publik.

Robot sekarang sudah umum di hotel yang memberikan layanan kamar, menjaga lantai bandara, dan kampus universitas yang menangani pengiriman paket. Pada Olimpiade Musim Dingin 2022, robot bahkan memasak dan menyajikan makanan di kantin.

Pendekatan “Serangan Pertama”.

Menurut Lian Jye Su, kepala analis di Omdia, strategi Tiongkok adalah mengadopsi teknologi baru secara agresif, yang menyebabkan persaingan ketat antar vendor untuk mendapatkan pangsa pasar yang terbatas. Hal ini mencerminkan pendekatan Tiongkok terhadap kendaraan listrik, yang mana ekspansi pesat diikuti dengan konsolidasi.

Pertanyaan kuncinya bukanlah apakah Tiongkok bisa membuat robot, namun apakah pasar akan mempertahankan tingkat produksi ini mengingat kondisi kemampuan teknologi dan realitas ekonomi saat ini.

Booming robotika di Tiongkok saat ini merupakan tanda ambisi Tiongkok dalam bidang manufaktur berteknologi tinggi, namun keberlanjutan jangka panjang dari pertumbuhan pesat ini masih belum pasti. Industri ini menghadapi tantangan untuk mengubah hype menjadi nilai dunia nyata sebelum potensi koreksi terjadi.